Cashback Rebate Dupoin $10/Lot otomatis ditransfer ke Akun Dompet anda setiap Close Order posisi trading

Welcome to Cashback Rebate Dupoin

www.CashbackDupoin.com adalah Master IB Dupoin dengan
Link Partner https://i.dupoin.vip/geCg9SG18


www.CashbackDupoin.com adalah Master IB Dupoin pemberi Cashback Rebate Terbesar di Indonesia dengan Perincian Rebate Sebagai Berikut:


Cashback Rebate Dupoin otomatis langsung ditransfer ke Akun Dompet anda setiap Close Order posisi trading.




Dupoin Indonesia

Broker Dupoin Indonesia berdiri sejak 2004, dengan minimal deposit $200 untuk memulai trading. Broker ini tidak menyediakan free swap kecuali ada promo khusus. Dengan fix rate minimal $1 = Rp 10.000 dan leverage maksimum 1:500, Anda dapat melakukan trading forex, logam, futures, dan saham.

Broker Dupoin menawarkan tipe akun Standard dengan minimal trading sebesar 0.01 lot. Fasilitas yang tersedia termasuk signal trading, dan Anda dapat menggunakan platform MetaTrader 5, aplikasi, serta web trader. Broker ini diatur oleh BAPPEBTI, ASPEBTINDO, KBI, dan BBJ/JFX, serta memudahkan proses deposit dan penarikan melalui semua bank di Indonesia."

Peringatan Resiko Trading !!

Perdagangan valas/Forex mempunyai risiko Tinggi dan mungkin tidak cocok untuk semua investor. Perdagangan dengan leverage menciptakan risiko tambahan dan kemungkinan kerugian. Kami menyarankan Anda untuk mempelajari trading forex dan berdagang di akun Demo sebelum memulai trading di akun nyata. Layanan Rebate kami hanya sebagai penyedia cashback dan tidak bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh trader dan Pihak Broker. sinyal trading yang kami berikan merupakan analisa trading yang tidak 100% pasti profit, Bijaksana dalam trading, gunakan money management Stop loss atau cut loss untuk meminimalisir kerugian.

Harga Emas Turun Setelah Cetak Rekor, Namun Tren Bullish Masih Kuat

 

XAUUSD / GOLD

Trend: Bullish
Timeframe: H1

Harga emas dunia (XAU/USD) mengalami penurunan setelah mencetak rekor tertinggi baru pada hari Senin pagi. Saat ini, logam mulia tersebut diperdagangkan dengan bias negatif ringan di kisaran $3.220 selama paruh pertama sesi perdagangan Eropa.

Aksi ambil untung oleh para pelaku pasar terlihat mendominasi, terutama karena harga emas sebelumnya telah berada dalam kondisi jenuh beli secara teknikal pada grafik harian. Selain itu, sentimen positif di pasar saham global juga turut menekan minat terhadap aset safe-haven seperti emas.

Meski begitu, tekanan jual tampaknya masih terbatas. Ketegangan geopolitik dan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang terus meningkat menjadi faktor pendukung utama bagi harga emas untuk tetap dalam tren naik (bullish).

Dari sisi teknikal, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish kembali menguat. Proyeksi pergerakan hingga sesi Amerika memperkirakan XAUUSD berpotensi menguat hingga menyentuh level $3.250. Namun, jika terjadi reversal, maka koreksi harga kemungkinan mengarah ke area support terdekat di sekitar $3.187.


USD/JPY Masih dalam Tekanan, Yen Dapat Dukungan dari Sentimen Pasar

USD/JPY
Trend: Bearish
Timeframe: H4

Mata uang Yen Jepang (JPY) mempertahankan kekuatannya terhadap Dolar AS (USD), melanjutkan tren penguatan yang telah dimulai sejak akhir September 2024. Hal ini didorong oleh melemahnya USD akibat kekhawatiran pasar terhadap potensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, yang kembali menjadi fokus perhatian investor global.

Optimisme atas kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan antara AS dan Jepang, serta ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan melanjutkan kebijakan pengetatan suku bunga pada tahun 2025 akibat meningkatnya inflasi domestik, turut memberikan sentimen positif terhadap JPY.

Secara teknikal, tren bearish masih mendominasi pasangan USD/JPY. Indikator Moving Average dan pola candlestick menunjukkan tekanan turun yang signifikan. Proyeksi harga hingga sesi Amerika menunjukkan kemungkinan penurunan ke area 140, sementara skenario alternatif menunjukkan potensi rebound menuju 144 jika support mampu bertahan.


EUR/USD Masih Menguat, Dolar AS di Bawah Tekanan

EUR/USD
Trend: Bullish
Timeframe: H4

Pasangan mata uang EUR/USD terkoreksi tipis pada sesi Asia hari Senin, diperdagangkan di kisaran 1,1360 setelah mencatatkan penguatan dalam dua sesi perdagangan sebelumnya. Melemahnya Dolar AS akibat meningkatnya tensi dagang antara AS dan Tiongkok menjadi pendorong utama penguatan Euro.

Ketegangan geopolitik tersebut memunculkan kembali kekhawatiran akan potensi resesi global, sehingga pelaku pasar cenderung melepas aset dalam denominasi USD dan beralih ke mata uang utama lainnya seperti Euro.

Secara teknikal, EUR/USD menunjukkan penguatan tren bullish yang semakin solid berdasarkan kombinasi sinyal candlestick dan indikator Moving Average. Proyeksi harga hingga sesi Amerika mengindikasikan potensi kenaikan hingga level 1.14900. Namun, jika terjadi pembalikan arah, koreksi harga dapat menargetkan support di kisaran 1.11600.



Tiga pasangan mata uang utama menunjukkan tren yang beragam menjelang pembukaan sesi Amerika. XAU/USD tetap dalam tren bullish meski mengalami koreksi, USD/JPY berada dalam tekanan bearish, sementara EUR/USD masih menunjukkan potensi penguatan. Trader disarankan untuk tetap memperhatikan sentimen global, terutama perkembangan terbaru dari ketegangan perdagangan internasional, guna menentukan posisi entry yang optimal.

Share:

Harga Emas Melonjak Tajam Akibat Konflik Dagang AS-China, Investor Berburu Safe Haven

 

Trend: Bullish
Timeframe: H1

Pada perdagangan hari Rabu (9 April), harga emas dunia (XAU/USD) memantul kuat hingga menyentuh level $3.045. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi memberlakukan tarif tambahan terhadap sejumlah negara. Harapan pasar sempat muncul setelah beberapa media melaporkan kemungkinan jeda tarif selama 90 hari, namun Gedung Putih segera membantah kabar tersebut dan menyebutnya sebagai "berita palsu."

Ketegangan AS-China Dorong Minat Safe Haven

Lonjakan harga emas tidak lepas dari reaksi investor terhadap meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China. Menanggapi tarif dari AS, pemerintah Tiongkok langsung menerapkan balasan dengan mengenakan tarif sebesar 84% terhadap berbagai barang impor asal AS, mulai berlaku pada 10 April.

Situasi ini membuat pelaku pasar khawatir terhadap dampak negatif pada ekonomi global. Pernyataan dari Sekretaris Keuangan AS, Scot Bessent, yang memperingatkan China agar tidak mendevaluasi mata uang Yuan, semakin memperkeruh suasana. Ia menegaskan bahwa China akan mengalami tekanan ekonomi lebih besar jika konflik terus berlanjut.

Kondisi geopolitik yang memanas ini mendorong investor beralih ke emas sebagai aset perlindungan (safe haven) untuk menjaga nilai portofolio mereka di tengah ketidakpastian pasar global.

Sentimen Dovish The Fed Perkuat Harga Emas

Tidak hanya faktor geopolitik, kebijakan moneter Amerika Serikat turut mendukung penguatan harga emas. Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Mei meningkat tajam dari 10,6% menjadi 53,5% hanya dalam waktu satu minggu.

Bahkan, untuk bulan Juni, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga mencapai 100%, dengan kemungkinan penurunan sebesar 50 basis poin. Ekspektasi pelonggaran kebijakan ini membuat dolar AS melemah, yang secara historis mendorong kenaikan harga emas.

Proyeksi Teknikal XAUUSD

Dari sisi teknikal, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average pada timeframe H1 menunjukkan sinyal Bullish yang cukup kuat. Saat ini, harga emas memiliki potensi naik hingga area resistance di $3.135.

Namun, jika harga gagal menembus resistance tersebut dan terjadi reversal, maka harga XAUUSD berpeluang terkoreksi hingga ke level support terdekat di $3.070.

Level Penting XAUUSD Hari Ini:

  • Resistance: $3.135

  • Support: $3.070

  • Level saat ini: $3.045

Harga emas naik signifikan didorong oleh ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang meningkatkan kekhawatiran pasar. Di tengah situasi yang tidak menentu dan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed, minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven diperkirakan akan terus berlanjut.

Untuk para trader dan investor, kondisi ini menjadi momen penting untuk memantau pergerakan XAUUSD secara teknikal maupun fundamental, terutama menjelang rilis data ekonomi penting dan perkembangan geopolitik global.

Share:

Harga Emas Terkoreksi Usai Sentuh US$3.000, Apakah Masih Bisa Naik Lagi?

 


Harga emas dunia mengalami penurunan setelah sempat reli tajam dalam beberapa pekan terakhir. Aset safe haven ini kini tengah berada dalam fase koreksi, meskipun sejumlah analis masih melihat adanya potensi reli lanjutan di tengah ketidakpastian global.

Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level US$3.000 per Ons

Berdasarkan data Bloomberg per Senin pagi (7/4/2025), harga emas spot turun sebesar 21,93 poin atau 0,72% ke level US$3.016,31 per ons. Sementara itu, kontrak emas Comex untuk pengiriman Juni 2025 juga melemah 0,26% ke posisi US$3.027,6 per ons.

Penurunan ini melanjutkan tren koreksi sejak akhir pekan lalu, setelah emas menyentuh level psikologis US$3.000 per ons. Koreksi ini terjadi di tengah reaksi pasar terhadap kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump, yang memicu kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang global.

Emas Jadi Likuiditas Saat Guncangan Pasar

Analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, menyebut bahwa emas sering digunakan sebagai sumber likuiditas ketika pasar mengalami tekanan. “Tak mengherankan bila harga emas terkoreksi pasca gejolak pasar. Ini masih sejalan dengan pola historis,” ungkapnya seperti dilansir dari Reuters.

Fenomena ini disebut wajar, karena investor kerap menjual emas untuk memenuhi kebutuhan margin call di portofolio lainnya.

Apakah Masih Ada Potensi Reli?

Meskipun harga emas sedang terkoreksi, analis tetap melihat adanya ruang untuk kenaikan harga emas di kuartal II/2025. Cooper memperkirakan harga emas dapat mencetak rekor tertinggi baru, terutama jika ketidakpastian global berlanjut.

Di sisi lain, HSBC memproyeksikan harga emas rata-rata tahun 2025 akan berada di kisaran US$3.015 per ons, sementara untuk 2026 diperkirakan turun menjadi US$2.915 per ons. Proyeksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk risiko geopolitik, kebijakan luar negeri AS, dan ketidakpastian ekonomi global.

Dukungan dari Bank Sentral dan Risiko Dolar Kuat

HSBC juga menyoroti bahwa pembelian emas oleh bank sentral diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini dan tahun depan. Namun, volume pembelian mungkin akan lebih rendah dibandingkan dengan puncaknya pada periode 2022–2024.

Selain itu, HSBC mengingatkan bahwa penguatan dolar AS yang diproyeksikan terjadi pada akhir 2025 bisa menjadi faktor penghambat reli emas. Dalam situasi suku bunga tinggi, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik dibandingkan instrumen keuangan lainnya.


Meskipun harga emas terkoreksi, sentimen pasar masih menyimpan potensi reli jangka menengah hingga panjang. Ketidakpastian global, konflik geopolitik, serta kebijakan bank sentral akan tetap menjadi pendorong utama pergerakan emas sebagai aset safe haven.

Share:

Harga Emas Sentuh Rekor $3.059, Apakah Tren Bullish Akan Berlanjut?

 


Pasar keuangan global kembali mencatatkan pergerakan signifikan, terutama pada harga emas yang mencapai rekor tertinggi di $3.059. Tren bullish ini diperkirakan masih akan berlanjut, didorong oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Berikut analisis teknikal terkini untuk beberapa instrumen utama:

XAU/USD (GOLD)

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H1

Harga emas terus menguat pada hari Kamis, didukung oleh meningkatnya ketidakpastian global dan kebijakan tarif AS yang memperburuk perang dagang. Saat ini, XAU/USD diperdagangkan di $3.051, naik lebih dari 1% dari level sebelumnya.

Berdasarkan analisis kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada XAU/USD masih solid. Proyeksi pergerakan harga menunjukkan potensi kenaikan hingga $3.100. Namun, jika terjadi reversal, maka harga bisa terkoreksi ke level $3.035 sebagai target terdekatnya.

WTI (OIL)

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

Harga minyak mencatatkan kenaikan tipis pada hari Kamis karena para pelaku pasar menilai dampak pengetatan pasokan minyak mentah serta tarif baru AS terhadap ekonomi global.

Analisis teknikal menunjukkan bahwa tren bearish mulai terbentuk pada WTI. Proyeksi pergerakan harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga $70,5. Jika harga gagal naik dan mengalami reversal, maka WTI bisa turun ke level $68,5 sebagai target terdekatnya.

USD/JPY

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

USD/JPY mencetak level tertinggi dalam tiga minggu di sekitar 151,00 pada hari Kamis. Pelemahan signifikan Yen Jepang (JPY) menjadi faktor utama penguatan pasangan mata uang ini, meskipun pasar masih memperkirakan Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan Moving Average, tren bullish pada USD/JPY masih kuat. Proyeksi harga menunjukkan potensi kenaikan hingga 152,00. Jika terjadi koreksi, maka harga bisa turun ke level 149,5 sebagai target terdekatnya.

EUR/USD

  • Trend: Bearish

  • Timeframe: H4

EUR/USD mengalami sedikit kenaikan pada hari Kamis, mengakhiri enam hari penurunan berturut-turut yang menyebabkan mata uang ini anjlok sekitar 2%. Namun, tekanan dari kebijakan tarif AS masih menjadi faktor utama yang membebani pergerakan EUR/USD.

Analisis teknikal menunjukkan bahwa tren bearish masih mendominasi. Proyeksi harga hari ini mengindikasikan potensi penurunan hingga 1.06700. Jika terjadi rebound, maka EUR/USD dapat naik kembali ke 1.08000 sebagai target terdekatnya.

DOW (Dow Jones)

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

Indeks Dow Jones mengalami volatilitas tinggi, seiring dengan dampak kebijakan tarif terbaru dari pemerintahan Donald Trump yang memperluas perang dagang ke sektor otomotif.

Berdasarkan kombinasi indikator Moving Average, tren bullish masih kuat pada indeks ini. Proyeksi harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga 43.000. Jika terjadi reversal, maka target koreksi harga berada di level 41.900.


Pasar keuangan saat ini berada dalam kondisi dinamis dengan berbagai faktor fundamental yang memengaruhi pergerakan harga. Emas tetap menjadi aset safe haven yang kuat di tengah ketidakpastian global. Minyak, pasangan mata uang utama, dan indeks saham seperti Dow Jones juga menunjukkan potensi pergerakan yang signifikan. Para trader disarankan untuk tetap waspada terhadap perubahan sentimen pasar dan memperhatikan level-level teknikal kunci untuk mengambil keputusan trading yang optimal.

Share:

Analisis XAUUSD: Sentimen Risiko Global dan Proyeksi Pergerakan Harga Emas

 


Harga emas (XAU/USD) terus mempertahankan tren bullish di tengah sentimen risiko global yang mendapatkan sedikit dorongan. Hal ini terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Ding Xuexiang, menjanjikan dukungan kebijakan yang lebih kuat untuk perekonomian. Namun, kenaikan harga emas masih terbatas karena adanya sedikit peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Para investor tampaknya masih berhati-hati sebelum mengambil posisi agresif, mengingat akan dirilisnya Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Jumat. Selain itu, data makroekonomi AS yang akan dirilis pada hari Kamis juga dapat memberikan dorongan terhadap pasangan XAU/USD.

Tren XAUUSD: Bullish dengan Potensi Kenaikan



  • Timeframe: H1

  • Tren: Bullish

  • Resistensi: $3.054

  • Support: $3.013

Dalam perdagangan hari Kamis, harga emas diperdagangkan di dekat level tertinggi mingguan di sekitar $3.035. Para investor tetap khawatir terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump, serta dampaknya terhadap ekonomi global. Selain itu, spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga juga turut memberikan dukungan terhadap kenaikan harga emas.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada XAUUSD masih cukup kuat. Proyeksi harga emas hingga sesi Amerika menunjukkan potensi kenaikan hingga $3.054. Namun, jika terjadi reversal dan harga gagal menembus level tersebut, maka ada kemungkinan harga turun hingga $3.013 sebagai target terdekat.


  • Sentimen risiko global yang membaik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi faktor pendukung kenaikan harga emas.

  • Harga emas saat ini masih bergerak dalam tren bullish, dengan potensi kenaikan lebih lanjut jika level resistensi dapat ditembus.

  • Para trader disarankan untuk tetap memantau rilis data ekonomi AS yang berpotensi mempengaruhi pergerakan harga emas.

Dengan kondisi pasar saat ini, peluang trading di XAUUSD masih terbuka lebar, baik untuk posisi buy maupun sell tergantung pada reaksi harga terhadap level support dan resistensi yang ada. Tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan manajemen risiko yang baik untuk mengoptimalkan peluang profit.

Share:

Kebijakan Trump dan Ekspektasi The Fed Dorong Harga Emas

 

XAUUSD Tetap Kuat di Atas Level $3.000

Ketidakpastian mengenai rencana tarif timbal balik yang disebutkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk minggu depan membantu harga emas (XAUUSD) tetap bertahan di atas level psikologis $3.000. Selain itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga, di tengah kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat, turut mencegah para pedagang melakukan aksi jual agresif pada logam mulia ini.

Trend XAUUSD: Bullish

  • Timeframe: H1

  • Support: $3.013

  • Resistance: $3.035

Harga emas mengalami kenaikan pada hari Selasa, didukung oleh pelemahan Dolar AS (USD) serta penurunan imbal hasil riil AS, yang biasanya memiliki hubungan terbalik dengan harga emas. Kenaikan tak terduga dalam ekspektasi inflasi, yang dipicu oleh kebijakan perdagangan AS, semakin meningkatkan permintaan terhadap emas. Logam mulia ini tercatat naik sebesar 0,26%, diperdagangkan di level $3.018.

Berdasarkan analisis teknikal menggunakan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, trend bullish kembali menguat pada XAUUSD. Proyeksi pergerakan harga hari ini menunjukkan bahwa XAUUSD berpotensi naik hingga mencapai $3.035. Namun, jika harga gagal menembus resistance dan terjadi reversal, maka XAUUSD bisa mengalami penurunan menuju level support terdekat di $3.013.


Ketidakpastian mengenai kebijakan tarif timbal balik dari Trump serta ekspektasi penurunan suku bunga The Fed memberikan dukungan terhadap harga emas. Dengan tren bullish yang masih mendominasi, para trader perlu memperhatikan level kunci $3.035 sebagai resistance utama dan $3.013 sebagai support penting dalam perdagangan XAUUSD hari ini. Tetap pantau perkembangan berita fundamental untuk menentukan arah pergerakan emas selanjutnya.

Share:

Emas Berusaha Mempertahankan Tren Positif

 


XAUUSD / GOLD

  • Trend: Bearish

  • Timeframe: H1

Harga emas (XAU/USD) mengalami kenaikan ringan dan mencoba membangun rebound dari level psikologis $3.000. Dolar AS (USD) memulai pekan dengan nada lebih lemah setelah pemulihan tiga hari dari level terendah multi-bulan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera melanjutkan pemangkasan suku bunga. Faktor ini menjadi pendorong bagi logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil ini.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish kembali menguat pada XAUUSD. Proyeksi harga hari ini menunjukkan bahwa XAUUSD berpotensi turun hingga $3.000. Namun, jika harga gagal turun dan mengalami rebound, maka kenaikan dapat mencapai $3.030 sebagai target terdekatnya.


WTI / OIL

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

Harga minyak naik 1% pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana penerapan tarif 25% terhadap negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish semakin terbentuk pada WTI. Proyeksi harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga $70.5. Namun, jika harga gagal naik dan mengalami reversal, maka kemungkinan penurunan dapat mencapai $67.5 sebagai target terdekatnya.


USD/JPY

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

Yen Jepang (JPY) mengalami tekanan jual setelah rilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jepang yang lebih lemah dari perkiraan. Selain itu, laporan bahwa kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan lebih longgar dari yang dikhawatirkan sebelumnya meningkatkan kepercayaan investor dan menekan JPY. Namun, ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan terus menaikkan suku bunga membatasi pelemahan lebih lanjut dari JPY.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish masih mendominasi USD/JPY. Proyeksi harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga 152. Namun, jika harga mengalami reversal, maka kemungkinan penurunan dapat mencapai 149.5 sebagai target terdekatnya.


EUR/USD

  • Trend: Bearish

  • Timeframe: H4

EUR/USD mengalami volatilitas pada hari Senin, sempat turun di bawah level 1.0800 di tengah sentimen pasar yang masih bergulat dengan data ekonomi beragam dan kekhawatiran mengenai tarif AS. Meskipun ada sedikit kelegaan setelah Trump mengisyaratkan pengecualian tarif, hasil survei PMI memperingatkan potensi tekanan lebih lanjut bagi mata uang Eropa ini.

Berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish semakin kuat pada EUR/USD. Proyeksi harga hari ini menunjukkan potensi penurunan hingga 1.06700. Namun, jika harga gagal turun dan mengalami rebound, maka kenaikan dapat mencapai 1.08500 sebagai target terdekatnya.


DOW / Dowjones

  • Trend: Bullish

  • Timeframe: H4

Saham global mengalami penguatan pada hari Senin, dipimpin oleh kenaikan saham AS. Imbal hasil Treasury AS juga naik setelah laporan bahwa rencana tarif Presiden Donald Trump akan lebih terarah dibandingkan perkiraan sebelumnya, yang meningkatkan sentimen risiko di pasar.

Trump juga mengindikasikan bahwa tarif mobil akan segera diberlakukan dan membuka peluang keringanan tarif bagi beberapa negara, meskipun belum ada rincian lebih lanjut mengenai kebijakan ini.

Share:

Popular Posts